BELGIAN BLUE di POLITEKNIK
PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR (POLBANGTAN BOGOR)
Dr. Ir. H Andi Amran Sulaiman MP, Menteri Pertanian dalam Kabinet Kerja
2015-2019 adalah salah satu orang yang bangga dengan datangnya jenis sapi baru
di Indonesia ini. Sapi Belgian Blue ini memiliki ciri otot ganda dan bobot
badan dewasa mencapai 1.5 ton.
Sapi Belgian
Blue Dewasa
Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang-Bogor
adalah lembaga yang diberi kepercayaan untuk mengembangkan Sapi Belgian Blue di
Indonesia baik dengan teknologi Embrio Transfer (ET) maupun dengan teknologi
Inseminasi Buatan (IB). Belgian Blue
pertama di Indonesia lahir di BET pada tanggal 30 Januari 2017 dengan jenis
kelamin jantan. Bobot lahir 62.5 kg. Direktur Perbibitan dan Produksi ternak
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr Surahman Suwardi
memberinya nama Gatotkaca. Gatotkaca merupakan tokoh pewayangan yang sakti yang
digambarkan memiliki "otot kawat tulang besi"
Gatotkaca
bersama Direktur
Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan (saat itu), Dr Surahman Suwardi
Polbangtan Bogor adalah salah satu
sekolah kedinasan dibawah naungan Kementerian Pertanian yang menyediakan
resipien untuk embrio maupun semen sapi Belgian Blue. Saat ini ada 3 ekor
resipien yang telah di ET. ET pada sapi resipien pertama dilakukan pada tanggal
5 Februari 2018 dan diperkirakan akan lahir pada tanggal 11 Oktober 2018. Semua
sapi resipien berada di Kampus Jurusan Penyuluhan Peternakan.
Kandang resipien
Belgian Blue di Polbangtan
Bogor.
Salah satu dosen
yang merupakan Ketua Tim Pengembangan Belgian Blue di Polbangtan Bogor menyatakan bahwa “Program
pengembangan sapi Belgian Blue/BB oleh Kementerian Pertanian/Kementan ini merupakan
program/upaya keras dari Kementan untuk mewujudkan swasembada daging sapi.
Karena bobot badan sapi dan prosentase karkasnya yang luar biasa. Juga
dagingnya rendah lemak. Bobot badan mencapai 1.5 ton dan karkas lebih dr 70%.
Bahkan ada salah satu referensi memasang angka 80% utk prosentase karkas. Sapi2
Eropa umumnya prosentase karkasnya 50-60%. Sapi kita 40-50 %. Dari sapi kita, yang
tertinggi prosentase karkasnya adalah sapi Bali, mencapai 56%. Bobot badan sapi Bali jantan
maksimal 400 kg.
Nah, karena kita baru memulai
program ini, maka terpaksa embrio
dan semen diimport. Jatuhnya satu embryo bisa 13 jutaan. Dan satu straw semen harganya sekitar 400 ribu.
Selain itu, karena yang diimport Kementan
berupa embrio
dan semen, maka resipiennya adalah sapi2 yang
sudah lama beranak pinak di
Indonesia, yang
secara anatomis telah menyesuaikan tubuhnya dengan menejemen pakan dan faktor lingkungan
di Indonesia. Umumnya yang
digunakan adalah sapi FH dan Peranakan Ongole yang cenderung kecil, terutama
ruang panggulnya. Sementara anak sapi Belgian blue ini ketika lahir bobot
badannya mencapai 60 kg. Cukup besar dibandingkan dengan anak sapi yang
dilahirkan dari
induk yang sudah beranak pinak di
Indonesia yang
berkisar 25-40 kg. Ini berarti kemungkinan lahir dengan operasi caesar sangat besar.
Kemudian kita juga harus belajar
cara merawat sapi ini.
Beberapa hal ini menyebabkan sapi
BB ini utuk
tahap pertama baru dikembangksn di instansi2 pemerintah Pusat dan Daerah
seperti Balai Embrio Transfer, Balai Penelitian Ternak, Perguruan Tinggi, Balai
Pembibitan Ternak Unggul. Pada saatnya nanti, instansi2 inilah yang harus
memberikan rekomendasi kepada Kementerian Pertanian apakah sapi BB ini layak
dikembangkan di peternakan rakyat sebagai salah satu upaya untuk mencapai
swasembada daging”.
Pelaksana Harian Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) Jurusan Penyuluhan Peternakan Habibi Syam berpendapat:”Ini merupakan
kabar baik; menunjukkan bahwa kampus semakin aktif bergerak melakukan perbaikan
demi meningkatnya mutu lulusan, yang pada akhirnya akan mengangkat nama baik
STPP Bogor. Berapapun besarnya dana yang dikeluarkan tidak akan sia sia, selama
bermanfaat bagi mahasiswa”.
Saya Fahmi Al Fallah mahasiswa
Polbangtan Bogor berharap dengan adanya Sapi Belgian blue ini:
1. Polbangtan Bogor dan peternak
lainnya terus ikut serta membantu Kementerian Pertanian mengembangkan jenis
sapi Belgian Blue dalam rangka mewujudkan swasembada daging sapi.
2. Indonesia mampu menghasilkan
keturunan sapi dengan genetik unggul dan memberikan andil yang besar bagi
pemenuhan kebutuhan daging nasional.
Saran:
Dengan adanya resipien ini, pihak
kampus menurut saya harus menjamin bahwa segala peruntukan resipien, cikal bakal Belgian blue ini tepat sasaran
(penggunaan yang efektif) dan harus menyiapkan sistem yang berkelanjutan untuk
BB ini
Sekian dan terimakasih
#salamujungkandang